12 ALASAN MENGAPA “EXPERIENTIAL TRAINING” SANGAT EFEKTIF
Equalitas / Persamaan
Pembelajaran (Experiential Learning) menyajikan pengalaman baru secara bersama – sama di mana semua peserta mendapatkan pengetahuan yang sama tentang tugas dan rancangan yang akan mereka hadapi. Suatu kumpulan rancangan - rancangan dan keadaan - keadaan yang unik yang menuntut peserta untuk menggunakan ketrampilan – ketrampilannya dalam bentuk team untuk dapat berfungsi dalam suatu kesatuan.
Membangun hubungan dengan cepat
Para peserta berinteraksi dalam suatu suasana yang penuh kedekatan dalam mengatasi tantangan – tantangan yang baru dan asing secara bersama – sama. Komunikasi, kolaborasi, dan usaha dalam mengatasi tantangan – tantangan ini dapat menumbuhkan suatu hubungan diantara peserta dengan cepat. Para peserta dapat saling mengenal dengan lebih baik hanya dalam satu hari dalam lingkungan ini kemudian berlanjut sepanjang tahun di lingkungan kerja mereka yang normal.
Ketidakseimbangan
Ketidak familiar-an pada tantangan - tantangan dan persoalan – persoalan menempatkan seseorang pada suatu keadaaan tidak seimbang atau ketidak stabilan. Mereka tidak dapat dengan mudah bersembunyi di balik status sosial, peran dan pembelaan diri mereka sehari – hari, pengalaman mereka sebelumnya tidak dapat diterapkan dalam keadaan ini. Keadaan ini memungkinkan ditambahkannya penekanan – penekanan tertentu di dalam tugas dan proses yang selaras dengan thema pembelajaran selagi kelompok peserta sedang mengorganisasi dirinya dalam mengatasi tantangan.
Teknik proyeksi
Dalam mengorganisir ketidakstabilan atau ketidakseimbangan, kelompok peserta akan memproyeksikan ketrampilan mereka dalam menyelesaikan problem, kemampuannya mengatur sebuah pekerjaan dan memperbaiki gaya kepemimpinannya ke dalam sebuah pengalaman . Pengalaman tersebut menyajikan sebuah kesempatan yang unik yang membuat peserta mau tidak mau harus melakukan sesuatu dengan skill, pengetahuan dan gaya kepemimpinan mereka. Pembelajaran yang muncul dari kejadian ini sangat dalam dan dapat membuka pikiran peserta akan informasi – informasi dan data yang membentuk proses pembelajaran secara kelompok ini.
Siklus waktu yang singkat
Dengan metode ini jarak antara proyek atau tantangan dan hasilnya diperpendek, sehingga konsekwensi dari keputusan kelompok dapat dengan mudah diuji dan ditingkatkan. Umumnya di dalam sebuah organisasi, terdapat lebih banyak keterlambatan waktu dan lebih banyak variable untuk dipertimbangkan sehingga peninjauan atas sebuah pembelajaran akan berisiko menjadi mentah dan tertunda.
Meta Learning
Di dalam “laboratorium” pembelajaran berbasis pengalaman, sementara proyeksi – proyeksi dan simulasi – simulasi menerangi proses pembelajaran kelompok – kelompok peserta, mereka juga di minta untuk melangkah mundur sejenak guna mengevaluasi performance mereka. Peninjauannya meliputi, diri mereka masing – masing, kepemimpinan mereka, ketrampilan memecahkan masalah, kemampuan bekerja sama, komunikasi dan bagaimana mereka memanage perubahan – perubahan. Intensitas yang muncul dari tinjauan ini, yang kemudian didiskusikan di dalam kelompok, sangatlah kuat seperti yang muncul dalam organisasi pada umumnya. Geo~Trek Adventure & Experiential Training mengadopsi hasil penelitian Dr. John Luckner dan Dr. Reldan Nadler pada tahun 1999 ini dan mengembangkannya sebagai metode yang digunakan dalam proses Team Building Training untuk para kliennya sejak 2003.
Ketidakstabilan dan krisis namun di dalam lingkungan yang aman
Dalam Adventure-based Learning suatu Team bisa saja mengalami ketidak stabilan, krisis dan perubahan akan kebutuhan – kebutuhannya namun dalam lingkungan dan situasi yang aman sehingga konsekwensi – konsekwensi sebagai akibat dari kegagalan dapat di minimalisir. Team dapat mengembangkan strategi dan cara terbaik untuk mencapai hasil maksimal baik selama pelatihan ataupun setelah kembali ke dalam pekerjaannya sehari – hari.
Menanamkan kesadaran olah gerak (Kinesthetic Imprint)
Pembelajaran berbasis pengalaman (Experiential Learning) adalah dasar dari materi – materi pembelajaran kognitif. Peserta mendapatkan suatu pembelajaran kinaesthetic dan prinsip - prinsip kognitif yang utuh sebab pelajaran diterima secara langsung (Melihat, Mendengar dan melakukan) sehingga melibatkan phisik, mental dan dimensi perilaku dari setiap peserta.
Mudah dipahami
Pengalaman yang didapat dari pelatihan menyediakan suatu bahasa umum yang mudah dipahami peserta yang berhubungan dengan lingkungan pekerjaan. Pengalaman dapat menyediakan jalan pintas di dalam berkomunikasi membentuk sesuatu tujuan secara bersama dengan cepat. Pengalaman disimpan dengan cara yang mengijinkan peserta untuk melihat diri mereka dan para rekan kerja mereka di dalam suatu persepektif yang baru. Pengalaman dan cerita dapat juga bertindak sebagai suatu katalisator untuk melanjutkan tema di dalam organisasi.
Mendorong keberanian menempuh resiko
Dalam pelatihan Outbound, setiap peserta mendapatkan kesempatan untuk mencoba menempuh resiko – resiko baru, mencoba cara, strategi, peran baru dan mungkin melakukan kesalahan namun tetap aman dari konsekwensi – konsekwensi yang berbahaya fatal atau yang merugikan. Resiko yang muncul bisa dirasakan tanpa harus mengalaminya secara aktual. Masing - masing orang dilatih untuk menempuh suatu resiko dan menerimanya serta dilatih untuk berani keluar dari zone kenyamanan mereka. Di dalam situasi ini akan selalu muncul individu yang menonjol dan bersinar yang kemampuan kepemimpinannya belum terlihat sebelumnya di tempat kerja.
Kekuatan yang berbeda – beda
Aktivitas dan Tantangan untuk Team dirancang untuk melibatkan berbagai unsur-unsur tantangan yang menuntut serangkaian peran seluruh unsur team. Dengan kata lain keterlibatan dari semua anggota regu akan diperlukan untuk menghasilkan hasil dari proyek secara rinci yang dirancang secara khusus dan tidak hanya untuk satu perilaku dan gaya team saja. Seseorang tidak mungkin berhasil sendirian dan sangat saling memiliki ketergantungan dengan teamnya dengan belajar akan pentingnya keaneka ragaman di dalam team tersebut.
Kegembiraan
Pelatihan berbasis pengalaman (Experiential Learning) juga merupakan suatu cara yang sangat menyenangkan untuk belajar tentang lingkungan sekitar dan mengembangkan proses manajemen ketrampilan individu dan team. Kesenangan adalah suatu aspek pengarah yang kuat dari sebuah proses pembelajaran yang efektif dengan demikian peserta menjadi semakin terbuka dalam berbagi pengalaman dan secara kreatif mengambil bagian di dalamnya. Program ini akan selalu menempatkan arti penting kegembiraan yang dapat dinikmati dalam sebuah proses pembelajaran.
Ke 12 poin ini diambil dari Riset Psikologi tentang Experiential Learning oleh psikolog perusahaan, Dr. John Luckner dan Reldan Nadler pada tahun 1999.
No comments:
Post a Comment